Rabu, 25 Mei 2011

Mutasi

 

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif, serta loncatan energi listrik seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau "wild type").


Produk gen

 

Produk gen merujuk pada bahan-bahan biokimia, baik berupa RNA ataupun protein, yang merupakan hasil ekspresi dari suatu gen. Pengukuran jumlah produk gen kadang-kadang digunakan untuk mengira seberapa aktif gen tersebut. Jumlah produk gen yang abnormal dapat dikorelasikan dengan alelonkogen, yang dapat menyebabkan kanker. penyebab penyakit, seperti aktivitas yang berlebihan dari


 

Kenali penyebab timbulnya penyakit

 

Datangnya penyakit berawal dari pola makan kita yang tidak beraturan, berlebihan, dan mengkonsumsi makanan yang tercemar, baik berupa bahan kimia saat menanam, mengolah, maupun bahan pengawet yang dipergunakan agar bisa tahan lama.



Penggunaan bahan bahan berbahaya yang berlebihan pada makanan yang kita konsumsi maka akan mengendap dalam usus kita, semakin lama semakin banyak, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme tubuh, kerusakan organ, dan timbulnya penyakit berbahaya.

Selain makanan,masih banyak faktor lainnya yang menjadi pemicu timbulnya berbagai penyakit,diantaranya disebabkan dari air minum yang tercemar, polusi udara dan pikiran serta mental kita.

Sebetulnya penyebab dan proses terjadinya penyakit sudah kita sadari semua, tetapi sulitnya mencari makanan sehat jadi kendala utama, apalagi jika kita suka jajan di sembarang tempat. Kadang kita sengaja memasak sendiri dengan memilih sayuran segar di pasar, daging ayam, beras, ikan, dll tetapi apakah bahan bahan tersebut bebas dari bahan kimia dan bahan pengawet?

Jika kita sudah sakit, yang ada hanya penyesalan, janji janji palsu (nanti tidak makan ini itu) dan tentunya siap siap dengan dana yang luar biasa besar untuk proses penyembuhan, dan bisa dipastikan memerlukan proses yang lama bergantung dengan obat/bahan kimia juga. Dan yang paling menyakitkan anda tidak diperbolehkan lagi mengkonsumsi makanan kesukaan anda saat sehat.

Oleh sebab itu dengan semakin meningkatnya usia, merupakan saatnya bagi kita untuk lebih bijaksana menjaga kesehatan dengan mengendalikan pola makan.. Sekarang saatnya anda mengubah pola makan dan pola hidup sehat

Mitokondria

UARA PEMBARUAN DAILY - Kehidupan dan kematian merupakan dua hal yang selalu terjadi pada setiap sel. Pada kedua hal itu, mitokondria terlibat aktif dan memiliki fungsi yang penting. Untuk kehidupan sel, mitokondria berperan menghasilkan energi yang digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sel.
Semua jaringan dan sel yang hidup dengan berbagai derajat yang berbeda menurut fungsi masing-masing memerlukan energi dalam bentuk ATP yang dihasilkan mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif. Disfungsi mitokondria dapat terjadi pada semua sistem organ, maka manifestasi klinik kelainan mitokondria dapat bervariasi menurut organ yang terlibat. Gangguan ini bisa berupa gangguan fungsi sampai kerusakan sistem organ. Hal itu disampaikan oleh dr David Handojo Muljono dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta dalam suatu seminar tentang Mitokondria.
Dengan berkembangnya imunologi, diketahui bahwa kerusakan hati pada primary biliary cirrhosis (PBC) terjadi karena kerusakan mitokondria akibat antibodi terhadap protein mitokondria. Selanjutnya terungkap bahwa penyakit hati yang disebabkan oleh penimbunan lemak, terjadi melalui kerusakan mitokondria sel hati.
Kelainan mitokondria ini terjadi sebagai akibat peningkatan sintesis asam lemak yang diikuti mekanisme kompensasi sel berupa fat disposal melalui esterifikasi lemak menjadi trigliserida dan oksidasi di tiga organel sel yakni mitokondria, peroksisom dan mikrosom. Kelainan pada mitokondria itu juga terjadi karena pembentukan bahan-bahan yang bersifat toksik terhadap berbagai protein respirasi, fosfolipid dan DNA mitokondria.
Selain akibat penimbunan lemak, kelainan mitokondria pada penyakit hati juga diakibatkan pengaruh obat. Obat merupakan bahan kimia yang bekerja dengan berbagai cara yakni langsung pada reseptor, memodulasi enzim atau berikatan dengan protein sel untuk menimbulkan efek baru. Di lain pihak, hati merupakan organ yang bertugas menetrasisasi bahan-bahan toksik yang memasuki tubuh.
Kegagalan suatu sistem akan menyebabkan akumulasi bahan tertentu yang akan merupakan bahan toksis untuk enzim pada organel tertentu atau pada organel berikutnya.